Senin, 06 Juli 2015

Majalah Desa Wonorejo

Tahu nggak kalau desa kita akan menerbitkan majalah?
Dan kedepannya nih, desa Wonorejo akan menjadi satu-satunya desa di Indonesia yang punya majalah sendiri. Majalah kita akan memuat seputar berita terkini yang terjadi di desa kita. Majalah ini akan dikonsumsi gratis oleh masyarakat desa maupun wisatawan dan peneliti yang berkunjung ke desa Wonorejo.
Eits, jangan remehkan potensi desa kita! Dengan adanya majalah ini, mari bersama-sama kita berselancar dari rumah ke rumah untuk mengungkap potensi tersembunyi para tetangga kita yang luar biasa.


Mengenai tampilan majalah atau buletin, kami mengharapkan pengertian Anda untuk memaklumi langkah kami yang masih bertahap. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya pengalaman, kami akan berusaha seoptimal mungkin untuk menyempurnakannya. (AN/AG/YN)

Seniman Kreatif di Wonorejo



Dengan penuh semangat, Bapak Edi menunjukkan beberapa hasil karyanya. Salah satunya adalah batik miliknya. Batik yang dihasilkan adalah kolaborasi antara seni batik canting dan seni lukis.
            Ada yang tau nggak icon batik situbondo itu apa ? Benar, icon batik situbondo adalah Biota Laut. Nah, pernah nggak kita berfikir kalau icon batik situbondo itu salah satunya yang membuat adalah seniman asli wonorejo ? Emztttt .. Yapzt pak edi orangnya. Melalui tangan – tangan ajaibnya, terciptalah icon batik situbondo.
            Bahkan beberapa bulan yang lalu, pak edi mendapat undangan pelatihan membatik dari Dinas Koperasi Jawa Timur di Hotel Losari. Karena kekreatifan itulah membuat guru batiknya sering konsultasi dengannya bahkan memamerkan hasil ciptaan pak edi dimana-mana. “ batik ciptaan saya pernah di pamerkan di Jakarta sama ibu yeni ” ucap pak edi.
            Pengalaman dan prestasi pak edi tidak cukup sampai disitu, dia juga pernah dikirim ke Flores hanya untuk membuat patung, dan dia juga pernah Juara Harapan 1 lomba melukis. Tidak banyak yang tau tentang dirinya, hanya saja pengalaman dan prestasi membuktikan bahwa dia adalah seorang seniman yang kreatif. Waawww … Heebbaaatttt !
            Melukis batik bukanlah hal yang mudah. Menurutnya, tantangan bagi seorang seniman ia harus mampu menciptakan motif sendiri. Selain itu, kain dan cat yang dipakai juga menentukan kaku tidaknya kain batik yang dihasilkan. Tidak kalah pentingnya, melukis batik juga membutuhkan kesabaran serta niat yang besar dalam hati.

            So, tunggu apalagi. Untuk kalian-kalian yang berminat dan ingin belajar seni, pak edi dengan senang hati mempersilahkan datang dan belajar di kediamannya. Gratiisss loohhh … Buat apa cari yang jauh, jika yang dekat sudah ada, ya nggak siiihhh … !!!

Minggu, 05 Juli 2015

Launching Maya (Masyarakat Berdaya)

KIM sebagai organisasi kemasyarakatan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui pengelolaan informasi masyarakat menerbitkan satu majalah yang isinya bersifat positif dan membangun masyarakat. Masyarakat Berdaya (selanjutnya disebut Maya) merupakan usaha kreativitas dan inovasi anggota KIM sebagai wadah KIM mewujudkan karyanya ditengah-tengah masyarakat Wonorejo.


Lima garis lurus horisontal mengingatkan bahwa Lima Pilar Pancasila adalah sebagai landasan bernegara dan bermasyarakat bangsa Indonesia. Maya juga dibagikan secara gratis bagi masyarakat Wonorejo. Hal ini merupakan komitmen KIM untuk memberdayakan masyarakat melalui pengelolaan informasi yang benar. 

Dengan dilaunchingnya MAYA pada tanggal 5 Juli 2015oleh Kepala Desa Wonorejo, Sumarto Adi, KIM berharap maya dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Wonorejo.